Tips Keamanan Informasi dan Keamanan Siber Persandian Batam Kepri
Strategi Keamanan Informasi - Physical Security
Physical Security
Saat ini sistem komputer yang terpasang makin mudah diakses, sistem time- sharing dana akses jarak jauh menyebabkan kelemahan komuniksai data menjadi pokok masalah keamanan. Terlebih dengan meningkatnya perkembangan jaringan komputer. Kecenderungan lain saat ini adalah memberi tanggungjawab pengelolaan aktivitas pribadi dan bisnis ke komputer, seperti :
· Sistem transfer dana elektronis (electronic fund transfer system) melewatkan uang sebagai aliran bit.
· Sistem kendali lalu-lintas udara (air trafic control system) melakukan banyak kerja yang sebelumnya ditangani pengendali manusia.
· Unit rawat intensif di rumah sakit sudah sangat terkomputerisasi dan sebagainya.
Implementasi pengamanan sangat penting untuk menjamin sistem tidak diinterupsi dan diganggu. Proteksi dan pengamanan terhadap perangkat keras dan system operasi sama pentingnya. Sistem operasi hanya satu bagian kecil dari seluruh perangkat lunak di suatu sistem.
Tetapi karena sistem operasi mengendalikan pengaksesan ke sumber daya, dimana perangkat lunak lain meminta pengaksesan sumber daya lewat sistem operasi maka sistem operasi menempati posisi yang penting dalam pengamanan sistem.
Pengamanan perangkat lunak cenderung memfokuskan pada pengamanan system operasi, karena perangkat lunak aplikasi juga memberi resiko keamanan.Keamanan sistem operasi merupakan bagian masalah keamanan sistem computer secara total. Pengamanan sistem operasi berarti kecil jika setiap orang dapat melenggang di ruang sistem komputer. Pengamanan secara fisik dengan membatasi pengaksesan fisik secara langsung dengan fasilitas sistem computer harus dilakukan juga.
KEAMANAN
Keamanan sistem komputer adalah untuk menjamin sumber daya tidak digunakan atau dimodifikasi orang tak terotorisasi. Pengamanan termasuk masalah teknis, manajerial, legalitas dan politis.Keamanan sistem terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Keamanan eksternal (external security).
Berkaitan dengan pengamanan fasilitas komputer dari penyusup (hacker) dan bencana seperti kebakaran dan kebanjiran.
2. Keamanan interface pemakai (user interface security).
Berkaitan dengan identifikasi pemakai sebelum pemakai diijinkan
mengakses program dan data yang disimpan.
3. Keamanan internal (internal security).
Berkaitan dengan pengamanan beragam kendali yang dibangun pada perangkat keras dan sistem operasi yang menjamin operasi yang handal dan tak terkorupsi untuk menjaga integritas program dan data. Istilah keamanan (security) dan proteksi (protection) sering digunakan secara bergantian. Untuk menghindari kesalahpahaman, istilah keamanan mengacu ke seluruh masalah keamanan dan istilah mekanisme proteksi
mengacu ke mekanisme sistem yang digunakan untuk memproteksi/melindungi informasi pada sistem komputer.
2. MASALAH-MASALAH KEAMANAN
Terdapat dua masalah penting, yaitu : a. Kehilangan data (data loss).
Dapat disebabkan karena :
a.1. Bencana.
o Kebakaran.
o Banjir.
o Gempa bumi.
o Perang.
o Kerusuhan.
o Binatang.
a.2. Kesalahan perangkat keras dan perangkat lunak.
o Ketidak berfungsian pemroses.
o Disk atau tape yang tidak terbaca.
o Kesalahan telekomunikasi.
o Kesalahan program (bugs).
a.3. Kesalahan/kelalaian manusia.
Kesalahan pemasukan data.
o Memasang tape atau disk yang salah. o Eksekusi program yang salah.
o Kehilangan disk atau tape.
Kehilangan data dapat diatasi dengan mengelola beberapa backup dan backup ditempatkan jauh dari data yang online.
b. Penyusup (hacker).
Terdiri dari :
b.1. Penyusup pasif, yaitu yang membaca data yang tak diotorisasi.
b.2 Penyusup aktif, yaitu yang mengubah data yang tak diotorisasi. Kateogri penyusupan :
o Lirikan mata pemakai non teknis. Pada sistem time-sharing, kerja pemakai dapat diamati orang sekelilingnya. Bila dengan lirikan itu dapat mengetahui apa yang diketik saat pengisian password, maka pemakai non teknis dapat mengakses fasilitas yang bukan haknya.
o Penyadapan oleh orang dalam.
o Usaha hacker dalam mencari uang.
o Spionase militer atau bisnis.
3. ANCAMAN-ANCAMAN KEAMANAN
Sasaran pengamanan adalah menghindari, mencegah dan mengatasi ancaman terhadap sistem. Kebutuhan keamanan sistem komputer dikategorikan tiga aspek, yaitu :
1. Kerahasiaan (secrecy).
Adalah keterjaminan bahwa informasi disistem komputer hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang diotorisasi dan modifikasi tetap menjaga konsistensi dan keutuhan data di sistem.
2. Integritas (integrity).
Adalah keterjaminan bahwa sumber daya sistem komputer hanya dapat
dimodifikasi oleh pihak-pihak yang diotorisasi.
3. Ketersediaan (availability).
Adalah keterjaminan bahwa susmber daya sistem komputer tersedia bagi pihakpihak yang diotorisasi saat diperlukan.
Tipe-tipe ancaman terhadap keamanan sistem dapat dimodelkan dengan memandang fungsi sistem komputer sebagai penyedia informasi.
Berdasarkan fungsi ini, ancaman terhadap sistem komputer dapat dikategorikan menjadi empat ancaman, yaitu :
1. Interupsi (interuption).
Sumber daya sistem komputer dihancurkan atau menjadi tak tersedia atau tak berguna. Interupsi merupakan ancaman terhadap ketersediaan.
Contoh : penghancuran bagian perangkat keras, seperti harddisk, pemotongan kabel komunikasi.
2. Intersepsi (interception).
Pihak tak diotorisasi dapat mengakses sumber daya. Interupsi merupakan ancaman terhadap kerahasiaan. Pihak tak diotorisasi dapat berupa orang atau program komputer.
Contoh : penyadapan untuk mengambil data rahasia, mengetahui file tanpa diotorisasi.
3. Modifikasi (modification).
Pihak tak diotorisasi tidak hanya mengakses tapi juga merusak sumber daya. Modifikasi merupakan ancaman terhadap integritas.
Contoh : mengubah nilai-nilai file data, mengubah program sehingga bertindak secara berbeda, memodifikasi pesan-pesan yang ditransmisikan pada jaringan.
4. Fabrikasi (fabrication).
Pihak tak diotorisasi menyisipkan/memasukkan objek-objek palsu ke sistem. Fabrikasi merupakan ancaman terhadap integritas.
Contoh : memasukkan pesan-pesan palsu ke jaringan, penambahan record ke file.
4. PETUNJUK PENGAMANAN SISTEM
Terdapat beberapa prinsip pengamanan sistem komputer, yaitu :
1. Rancangan sistem seharusnya publik.
Keamanan sistem seharusnya tidak bergantung pada kerahasiaan rancangan mekanisme pengamanan. Mengasumsikan penyusup tidak akan mengetahui cara kerja sistem pengamanan hanya menipu/memperdaya perancang sehingga tidak membuat mekanisme proteksi yang bagus.
2. Dapat diterima.
Skema yang dipilih harus dapat diterima secara psikologis. Mekanisme proteksi seharusnya tidak menganggu kerja pemakai dan memenuhi kebutuhan otorisasi pengaksesan. Jika mekanisme tidak mudah digunakan maka tidak akan digunakan atau digunakan secara tak benar.
3. Pemeriksaan otoritas saat itu.
Sistem tidak seharusnya memeriksa ijin dan menyatakan pengaksesan diijinkan, serta kemudian menetapkan terus informasi ini untuk penggunaan selanjutnya. Banyak sistem memeriksa ijin ketika file dibuka dan setelah itu (operasi-operasi lain) tidak diperiksa. Pemakai yang membuka file dan lupa menutup file akan terus dapat walaupun pemilik file telah mengubah atribut proteksi file.
4. Kewenangan serendah mungkin.
Program atau pemakai sistem seharusnya beroperasi dengan kumpulan wewenang serendah mungkin yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya. Default sistem yang digunakan harus tak ada akses sama sekali.
5. Mekanisme yang ekonomis.
Mekanisme proteksi seharusnya sekecil, sesederhana mungkin dan seragam sehingga memudahkan verifikasi. Proteksi seharusnya dibangun dilapisan terbawah. Proteksi merupakan bagian integral rancangan sistem, bukan mekanisme yang ditambahkan pada rancangan yang telah ada.
5. OTENTIFIKASI PEMAKAI
Kebanyakan proteksi didasarkan asumsi sistem mengetahui identitas pemakai. Masalah identifikasi pemakai ketika login disebut otentifikasi pemakai (user authentication).
Kebanyakan metode otentifikasi didasarkan pada tiga cara, yaitu :
1. Sesuatu yang diketahui pemakai, misalnya :
o Password.
o Kombinasi kunci.
o Nama kecil ibu mertua.
o Dan sebagainya.
2. Sesuatu yang dimiliki pemakai, misalnya :
o Badge.
o Kartu identitas.
o Kunci.
o Dan sebagainya.
3. Sesuatu mengenai (ciri) pemakai, misalnya :
o Sidik jari.
o Sidik suara.
o Foto.
o Tanda tangan.